Selamat Datang di Situs Resmi Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Aksi Mahasiswa Sebagai Kekuatan Kontrol Moral dan Sosial

Minggu, 17/9/2017

Oleh : Yudi Basri
Mahasiswa Jurusan Muamalat
Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim semarang
Berbagai aktifitas mahasiswa dalam kancah pergerakan aksi massa yang dilandasi dengan kekuatan Moral Force (kekuatan moral) mampu tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia. Banyak tinta emas yang telah ditorehkan oleh gerakan aksi massa mahasiswa dalam keikut sertaannya membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dimulai dari pergerakan Boedi Uetomo tahun 1908, dilanjutkan dengan Sumpah Pemuda tahun 1928 sampai memegang motor kendali terjadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Tidak cukup sampai disitu, gerakan aksi massa mahasiswa paska proklamasi masih tetap memegang idealismenya yang tinggi untuk tetap menjadi penyambung lidah rakyat. Semua itu dibuktikan dengan runtuhnya rezim orde lama pada tahun 1966 dengan massa aksi yang didorong dengan kekuatan moral.
Dari keterangan diatas, apa sebenarnya aksi massa itu ? dan bagaimana manajemennya sehingga mampu membuat kekuatan bak gelombang ombak Samudera ?
Pengertian Manajemen Aksi
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”
(QS Ali ‘Imron : 110)
Manajemen Aksi merupakan sebuah mekanisme yang jelas serta kongret dalam sebuah pergerakan aksi baik massa ataupun lainnya. Dalam manajemen aksi, ada beberapa hal yang sangat penting didalamnya dan tidak bisa dinilai sederhana. Oleh karena itu, arti dari manajemen aksi tidak sebatas sistem, pengaturan, perencanaan, persiapan pada saat melaksanakan aksi, namun sebuah formula yang utuh dan komprehensif.
Tujuan Aksi
Salah satu bentuk penyampaian aspirasi kepada penguasa adalah dengan melalukan aksi massa. Dalam negara yang menggunakan sistem Demokrasi, aksi menjadi cara yang dilegaglkan. Mengapa cara aksi yang dipilih ? karena aksi berdampak pada dua sisi, yaitu ketersampaian pesan kepada pihak yang dituju serta penyadaran masyarakat akan sebuah isu. Sehingga aksi massa masih menjadi cara yang relevan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.

Tahapan Dalam Aksi
Dalam melaksanakan aksi massa, ada beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan baik perangkat yang harus disiapkan sampai tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Aksi memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui.
Pra Aksi
Persiapan dan Pematangan Issue
Pematangan isu pelu dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada peserta aksi dan yang perlu diingat adalah “Aksi Tanpa Teori adalah Anarki, Teori Tanpa Aksi adalah Omong Kosong”. Maka dari itu, diskusi untuk pematangan isu wajib dilaksanakan
Target Aksi
Target aksi adalah tujuan minimal dan maksimal yang akan diraih dalam aksi massa.
Sasaran dan Waktu
Mobillisasi massa akan diarahkan sesuai apa yang telah disepakati dalam setting kasi. Instansi atau lokasi yang dituju disesuaikan dengan isu yang diangkat sedangkan waktu aksi ditentukan berdasarkan momentum yang tepat
Perangkat Aksi
Perangkat Aksi adalah semua kebutuhan yang akan digunakan waktu aksi. Seperti :
Koordinator Lapangan (Korlap)
Korlap bertugas memimpin berjalannya aksi dilapangan berhak untuk memberikan intruksi pada peserta akski masa dan keputusan untuk memulai, membubarkan ataupun mengakiri aksi. Korlap hendaknya orang yang mampu dalam Agitasi, Orasi, Propagandan dan Komunikatif.
Divisi Acara
Bertugas untuk menyusun acara dan mengemas jalanya acara sehingga massa tidak merasa jenuh

Orator
Orang yang bertugas menyampaikan tuntutan aksi dalam bahasa orasi serta menjadi Agitator yang membakar semangat massa aksi
Divisi Humas
Perangkat Aksi yang bertugas menyebarkan perihal aksi massa kepada pihak-pihak berkepentingan terutama Pers
Negosiator
Perangkat yang bernegosiasi kepada pihak terkait supaya tujuan aksi bisa tercapai
Mobilisator
Menyuarakan supaya bergabung pada aksi massa, tugas ini dilaksanakan sebelum aksi massa
Kurir
Berfungsi sebagai penghubung ketika aksi massa tidak bisa dipastikan dan hanya dimanfaatkan oleh orang yang berke pentingan. Bisa saja pada waktu aksi terdapat juga kegiatan aksi dari kelompok yang berbeda sehingga untuk menghindari kgejadian yang tidak diinginkan dibutuhkan seorang penghubung antara kedua belah pihak
Advokasi
Benturan antara massa aksi dengan pihak yang berwajib sebisa mungkin dihindarai. Akan tetapi kalau hal itu terjadi dan berakir dengan penangkapan massa aksi maka perlu adala team advokasi untuk memberikan perlindungan hukum
Dinamisator Lapangan
Sering terjadi aksi massa radikal menjadi anarkis karena emosi terpancing untuk melakukan tindakan destruktif. Antisipasi terhadap kecenderuangan semacam ini dilakukan dengan pembentukan team Dinamisator Lapangan atau Asisten Teritorial (aster)

Logistic dan Medical Rescue
Perangkat Logistic bertugas untuk menyediakan perlengkapan aksi berbentuk fisik seperti Spanduk, Poster, Selebaran, Pengeras Suara dan Bendera. Sedangkan Rescue bertugas menyediakan obat-obatan dan pemberian bantuan P3K terhadap massa yang kesehatan fisiknya terganggu.
Dokumentasi
Team ini bertugas untuk mengabadikan setiap momentum yang terjadi sepanjang aksi dilaksankan
Pemberitahuan ke Polisi
Negara Indonesia bersistem Demokrasi yang mana artina seluruh masyarakat Indonesia berhak untuk menyampaikan aspirasinya tanpa ada batasan-batasan apapun. Jadi, ketika akan melakukan aksi massa tidak perlu melayangkan surat izin tapi cukup pemberitahuan
Saat Aksi
Merupakan tahapan Aktualisasi dan perjuangan. Karena segala sesuatu bisa terjadi saat dilapangan, maka dari itu peran Koordinator Aksi sangat diperlukan untuk terus menjadikan massa aksi yang terkoordinir
Paska Aksi
Absensi
Perluu dilakukan mengingat sering terjadinya penangkapan massa aksi, sehingga dengan adanya absensi Korlap bisa mengidentifikasi peserta aksi
Evaluasi
Evaluasi merupakan akhir dari aksi massa. Disinilah forum untuk mengoreksi kkesalahan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan setting aksi ketika dilapangan. Evaluasi berfungsi melahirkan ide-ide baru yang dapat membangun struktur pemikiran alternatif.
Rekomendasi
Hasil yang telah dicapai dalam aksi dapat dikerangkakan menjadi sebuah masukan untuk bahan aksi-aksi selanjutnya

0 Komentar