Selamat Datang di Situs Resmi Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Pendidikan, Iptek, dan Kebudayaan dalam Membentuk Pemuda Berkualitas untuk Menyongsong Indonesia Emas

 

Pembangunan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045 sebuah visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju tepat seratus tahun setelah kemerdekaannya merupakan cita-cita besar yang mengharuskan kita untuk terus meningkatkan serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia, khususnya pemuda yang merupakan tulang punggung masa depan bangsa. Hal yang menjadi sorotan utama saat ini adalah bagaimana potensi dan peran pemuda Indonesia dapat dioptimalkan dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

 Untuk mewujudkan visi tersebut, terdapat tiga pilar utama yang harus diperkuat: Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek), serta Kebudayaan. Ketiga pilar ini bukanlah elemen yang berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan dan mendukung satu sama lain. Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk kecerdasan dan karakter bangsa, iptek adalah alat untuk menciptakan inovasi dan daya saing, sementara kebudayaan menjadi identitas serta landasan moral yang menjaga ketahanan sosial bangsa.

 Namun dalam kenyataannya, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan besar dalam ketiga aspek ini. Pendidikan berkualitas masih terbatas pada segelintir daerah, iptek belum menjadi budaya yang merata di kalangan generasi muda, dan kebudayaan sering kali terpinggirkan oleh derasnya arus modernisasi. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi bagaimana ketiga pilar tersebut dapat saling memperkuat dalam membentuk pemuda berkualitas yang siap menyongsong Indonesia Emas. 

Pendidikan sebagai Kunci Membangun Kecerdasan dan Karakter Pemuda 

Pendidikan bukan hanya mengenai transfer pengetahuan semata, melainkan juga tentang pembentukan karakter, moralitas, dan keterampilan yang dibutuhkan generasi muda untuk beradaptasi dengan tuntutan zaman. Sebagai pilar utama dalam menghadapi tantangan global, sistem pendidikan Indonesia harus memperhatikan dua aspek utama: kualitas akademik dan pengembangan karakter. 

Kualitas pendidikan di Indonesia masih menunjukkan kesenjangan yang cukup besar antara daerah perkotaan dan pedesaan, baik dalam hal fasilitas maupun kualitas pengajaran. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kurikulum yang lebih fleksibel, seperti Kurikulum Merdeka, masih banyak tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah peningkatan kualitas dan pemerataan kompetensi guru, mengingat mutu pengajaran sangat bergantung pada kualitas pendidik itu sendiri. Selain itu, rendahnya literasi digital di kalangan siswa juga menjadi tantangan besar di era digital saat ini (World Bank, 2020). 

Pendidikan seharusnya tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk siswa menjadi pribadi yang berdaya saing, kreatif, dan memiliki empati. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan holistik yang mencakup kecerdasan emosional dan sosial serta kepemimpinan yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan. 

Iptek dalam Menyiapkan Pemuda sebagai Inovator dan Pelaku Pembangunan

 Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) memegang peran penting dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju. Di era globalisasi dan Revolusi Industri 4.0, penguasaan iptek tidak hanya menjadi syarat untuk bersaing secara global, tetapi juga untuk menciptakan solusi atas berbagai permasalahan ekonomi, lingkungan, dan sosial di Indonesia.

 Salah satu tantangan terbesar adalah minimnya investasi dalam bidang riset dan pengembangan (research and development/R&D), yang menyebabkan Indonesia tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga dalam hal inovasi dan pengembangan teknologi. Menurut data dari World Bank (2020), Indonesia hanya mengalokasikan sekitar 0,08% dari PDB untuk R&D, jauh di bawah negara-negara maju yang mengalokasikan lebih dari 2% dari PDB mereka.

 Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemuda Indonesia harus dipersiapkan bukan hanya sebagai konsumen teknologi, tetapi juga sebagai pencipta dan inovator. Hal ini memerlukan sistem pendidikan yang mendorong kreativitas, pemecahan masalah, dan kolaborasi antara lembaga pendidikan, industri, serta pemerintah dalam membangun ekosistem inovasi yang kuat. 

Selain itu, dukungan pemerintah terhadap startup berbasis teknologi sangat dibutuhkan, khususnya di sektor-sektor yang berdampak langsung pada masyarakat seperti pertanian, pendidikan, dan kesehatan.Pemuda yang menguasai teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), komputasi awan (cloud computing), dan Internet of Things (IoT) dapat menjadi agen perubahan yang menggerakkan perekonomian nasional di masa depan.

 Kebudayaan sebagai Penjaga Identitas dan Moralitas dalam Arus Globalisasi

 Kebudayaan merupakan aspek yang sering kali terlupakan dalam wacana pembangunan, padahal ia memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan jati diri bangsa. Di tengah perkembangan teknologi dan derasnya arus globalisasi, kebudayaan menjadi akar identitas dan memberikan makna dalam kehidupan sosial masyarakat.

 Pemuda Indonesia perlu menyadari pentingnya kebudayaan dalam menjaga identitas nasional. Kebudayaan bukan hanya tentang melestarikan tradisi, tetapi juga menginovasikan nilai-nilai lokal dalam konteks modern. Oleh karena itu, pemuda harus diajarkan untuk mencintai budaya mereka, memahaminya secara mendalam, dan menyebarkannya melalui media digital.

 Kekayaan budaya Indonesia mulai dari seni, bahasa, hingga adat istiadat dapat menjadi aset besar dalam pembangunan ekonomi melalui sektor ekonomi kreatif. Sektor ini telah terbukti memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, dan pemuda kreatif dapat memanfaatkan kekayaan budaya tersebut untuk menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja baru. 

Di sisi lain, kebudayaan juga berperan dalam pembentukan moralitas. Dalam era teknologi dan pergeseran nilai yang cepat, budaya dapat menjadi pengingat pentingnya etika, solidaritas, dan nasionalisme. Oleh karena itu, pendidikan kebudayaan perlu menjadi bagian integral dalam kurikulum sekolah, sehingga pemuda tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan luhur (Koentjaraningrat, 2009). 

Jadi Konklusi dari Pendidikan, iptek, dan kebudayaan adalah tiga pilar utama yang saling mendukung dalam mencetak pemuda berkualitas untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Pendidikan harus membentuk kecerdasan dan karakter yang berlandaskan nilai-nilai kebangsaan, iptek menjadi sarana untuk menciptakan inovasi dan daya saing global, sementara kebudayaan menjadi penopang identitas dan moralitas bangsa.

 Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan dunia pendidikan dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan ketiga pilar tersebut. Pemuda Indonesia harus diberdayakan sebagai agen perubahan yang tidak hanya menguasai iptek, tetapi juga memahami dan melestarikan budaya, serta memiliki karakter berintegritas. Dengan demikian, Indonesia akan mampu mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.


oleh: Dhania Ramadani 



 DAFTAR PUSTAKA

 Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 

World Bank. (2020). Indonesia Economic Prospects: The Long Road to Recovery. Retrieved from https://www.worldbank.org

0 Komentar